Walaupun hujan gerimis sempat mengguyur Kabupaten Banjar, namun tak menyurutkan ratusan ibu – ibu PNS Pemkab Banjar menuju Pendopo Mahligai Sultan Adam, Martapura .
Kesempatan untuk bisa bertemu dengan penyanyi tembang Nada Kasih (1987 duet dengan Fariz RM) dan bintang film Sayekti dan Hanafi (Nominator Aktris Terbaik FFI 1989), Titi Widoretno Warisman atau yang lebih dikenal sebagai Neno Warisman menjadi penyemangat mereka, Selasa pagi itu (16/4).
Neno Warisman, wanita kelahiran Banyuwangi pada 21 Juni 1964, didaulat menjadi pembicara di acara seminar sehari tentang Keluarga Islami Berkualitas menyambut peringatan Hari Kartini 2013 oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Dra.Hj. Raudatul Jannah Khairul Saleh, M.Si mengungkapkan, seminar ini merupakan rangkaian kedua dari kegiatan Peringatan Hari Kartini 2013.
Sebelumnya kita bersama – sama sudah menyehatkan lahir atau fisik kita yaitu melakukan senam pagi bersama, bakti kesehatan dan keluarga berencana. “Maka hari ini kita kembali bersama – sama menyegarkan rohani kita melalui seminar sehari Keluarga Islami,” ujarnya.
Walaupun ini seminar sehari, lanjutnya, kita selalu berupaya memanfaatkannya agar kegiatan ini bermanfaat positif bagi pribadi, keluarga dan pekerjaan kita.
Sepulang dari sini, ujarnya lagi, kita dapat lebih fresh lagi bertemu suami tercinta dan anak – anak tersayang. Kehidupan kita sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga dapat diseimbangkan.
“Hal ini terutama bagi ibu – ibu PKK, ibu – ibu camat agar lebih lagi dapat meningkatkan kualitas keluarganya dan keluarga – keluarga yang menjadi tanggung jawab mereka,” kata Raudatul Jannah.
Raudatul Jannah berharap, dari Peringatan Hari Kartini ini dapat membuat kita semua menyadari dan berbangga bahwa diri kita adalah perempuan.
Karena perempuan itu disayangi oleh Allah SWT dan kita manfaatkan kodrat kita ini semaksimal mungkin tanpa harus melanggar hal – hal yang dilarang agama.
“Kepada Bunda Hj. Neno Warisman, usai pertemuan pertama ini, kita dapat terus menjalin silaturahmi dan menjadi sharing pengetahuan ibu – ibu disini,” ucap Raudatul Jannah.
Neno pun senang sekali. “Saya terkesan sekali dengan ibu pemimpin dan ibu PKK yang cerdas ini,” puji aktris pendukung film Ketika Cinta Bertasbih itu.
“Dari lubuk hati saya selalu bilang dan berdoa, Ya Allah lahirkan lebih banyak lagi perempuan yang cerdas dan berhati nurani,” kata penyanyi yang namanya sempat melejit lewat tembang lawas berjudul Asmara karya Guruh Soekarno Putra
Neno pun berharap mudah – mudahan di Kabupaten Banjar ini lahir lagi perempuan yang seperti itu. Cerdas, sederhana dalam berjalan dan bersikap tapi memiliki ketajaman nurani yang luar biasa.
Saya pikir ini menyimpan potensi. “Dimana disitu ada wanita cerdas, daerah itu pasti memiliki potensi mengalami percepatan dalam kemajuannya,” ujar istri dari Ahmad Widiono Doni Wiratmoko ini berdecak kagum. Saya yakin sekali.
Selama ini emansipasi diterjemahkan terlalu jauh sehingga wanita meninggalkan peran keibuannya. Akhirnya mereka mengejar sektor – sektor publik sehingga anak – anak tercerai-berai. Hal ini pasti membuat Ibu Kartini menangis.
“Saya cuma ingin mengatakan, jangan melemparkan ini sebagai misi Kartini. Jangan kita salah kaprah mengartikan emansipasi,” tegas wanita peraih penghargaan Inspiring Woman PKS Award 2008 ini
Karena misi Ibu Kartini, wanita tetap menjadi ibu dan menjadi mahkota didalam rumahnya.
Jadi kalau ada satu orang ibu cerdas di Kabupaten Banjar maka masih akan lahir lagi seribu, dua ribu, tiga ribu ibu cerdas yang lain,” ujar ibu dari Giffari, Maghfira, dan Raudya ini. (humas/yani/ari)