Tidak bisa dipungkiri, salah satu penilaian tertinggi yang didapat Kabupaten Banjar untuk kebersihan dan pengelolaan lingkungan, sehingga Kota Martapura mampu meraih supremasi tertinggi dibidang tersebut “Adipura Kencana”, tidak terlepas dari pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang sangat baik.
Inovasi terus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memoles TPA Padang Panjang yang sekarang berganti nama menjadi TPA Cahaya Kencana menjadi lebih indah dan asri, jauh dari kesan kumuh yang selama ini sering melekat pada TPA.
Fungsi awalnya yang hanya sebagai tempat pemrosesan akhir sampah, secara bertahap mulai dioptimalkan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Banjar selaku pengelola TPA Cahaya Kencana, mulai dari membuat bank sampah, pemilahan sampah organik dan non organik, membuat kerajinan tangan dengan pemanfaatan sampah atau 3R, komposting, dan memanfaatkan limbah sampah menjadi gas metan yang mampu menyuplai gas ke dua desa sekitar wilayah TPA.
TPA Cahaya Kencana yang pada bulan Juni lalu mendapat kunjungan dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, kini kembali dikunjungi oleh mantan Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum Syukrul Amin, Senin (26/10)
Kunjungan Syukrul Amin ke TPA Cahaya Kencana, Desa Padang Panjang, Karang Intan ini bukan tanpa alasan. Ia ingin melihat langsung pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang mulai dikerjakan. Ia mengatakan bahwa pembuatan IPLT ini akan berdampak besar bagi kesehatan dan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Banjar.
“Lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia menggunakan sistem air limbah individual atau toilet. Tapi belum semuanya dikelola dengan benar, banyak yang belum dilengkapi septic tank sehingga lumpur tinja langsung dibuang ke badan air. Jika ada septic tank pun ada yang jarang atau sama sekali tidak disedot sehingga menjadi penerus air limbah yang kemudian meresap dalam tanah dan mengkontaminasinya,” tutur Syukrul Amin.
Syukrul Amin melanjutkan, tanggung jawab penanganan sanitasi memang ada di pundak semua level pemerintahan, tapi menjadi urusan wajib pemerintah kabupaten/kota. Dibangunnya prasarana dan sarana sanitasi tidak ada artinya jika tidak bisa dimanfaatkan dan berkesinambungan.
Ia menegaskan, Pemda pun harus memetakan kawasan mana yang bisa ditangani oleh sistem pengelolaan individu, dan mana yang harus ditangani dengan sistem komunal. “Perlu penyuluhan kepada warga masyarakat akan pentingnya sanitasi. Meskipun mereka memiliki toilet, tapi harus dikelola dengan benar. Masalahnya, jika disedot, siapa yang melakukan, bagaimana caranya, dan harus dibuang kemana. Kemungkinan mereka melakukan penyedotan, tapi dibuangnya biasanya di badan sungai,” ungkap Syukrul.
“Kami menilai pengelolaan TPA Cahaya Kencana sudah sangat baik, pemda mampu mengelola dan secara bertahap mampu mengubah TPA ini menjadi indah dan asri, makanya kami dari PPLP Dirjen Cipta Karya Kementrian PU memilih tempat ini untuk membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja,” ucap Syukrul.
Syukrul menjelaskan cara kerja IPLT, tinja yang diangkut oleh Tuck Tinja pertama masuk ke IPLT dituangkan ke bak penampung pertama yang dilengkapi dengan pompa centrifugal, dengan pompa berkekuatan kuat tinja diaduk, dihancurkan dan dihisap masuk ke tanki Inhof. Didalam tanki ini, lumpur tinja secara alami mengendap. Dibagian atas tanki inhof ini terdapat pipa air yang berfungsi mengalirkan cairan lumpur tinja yang overflow , cairan tersebut terhubung dengan kolam anaerobik.
“Dengan sistim anaerob dan bantuan sinar matahari , penguraian air limbah tersebut tersaring secara bertahap sampai air yang terbuang ke badan air menjadi aman . Sementara endapan lumpurnya secara periodik dilepas dengan cara membuka kran yang terhubung dengan kolam maturasi . Tekanan tinggi endapan lumpur didalam tanki inhof tersebut mampu mendorong lumpur tinja keluar lewat pipa distribusi ke kolam – kolam maturasi secara otomatis . Produk samping dari IPLT ini adalah pupuk dari limbah kotoran manusia , yang bermanfaat untuk tanaman,” jelas Syukrul Amin
Sementara itu, Kepala Disperkim Banjar Boyke W Triestiyanto mengatakan, selama ini pihaknya sudah bekerja sangat keras sehingga mampu membuat TPA Cahaya Kencana seperti sekarang. TPA Padang Panjang yang dahulunya terkenal dengan kekumuhannya sekarang berubah menjadi TPA Edukasi dan mampu memberi manfaat kepada orang banyak.
Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ini tentunya akan memberi manfaat besar bagi pengelolaan lingkungan di Kabupaten Banjar. “Seperti yang kita ketahui, pembuangan tinja sering kali dilakukan di bantaran sungai. Belum ada tempat khusus untuk menangani permasalahan tersebut. Alhamdulliah sekarang kita sudah menemukan solusinya dan sekarang kita sudah memulai pembangunan IPLT,” pungkas Boyke.
“Mudah-mudahan IPLT ini pembangunannya cepat selesai sehingga kita sesegara mungkin bisa memungsikannya dan pengeleloaan lingkungan di Kabupaten Banjar menjadi lebih baik lagi,” harap Boyke.