Aktivitas rutin keseharian Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh dalam beberapa tahun terakhir ini semakin padat. Di pundak pria kelahiran 5 Januari 1964 ini tidak hanya sebagai kepala daerah bagi masyarakat Kabupaten Banjar, tetapi juga turut terpanggil untuk terus mengajak masyarakat senantiasa mencintai seni dan budaya Banjar.
Komitmen melestarikan seni dan budaya Banjar terus dia dilakukan. Ini dibuktikan dengan digelarnya event-event budaya kesenian Banjar yang dilaksanakan Kesultanan Banjar baik setiap perayaan menyambut milad maupun promosi budaya Banjar hingga ke luar negeri. Bahkan baru-baru tadi, bersama PMI Kabupaten Banjar menggelar malam amal bagi penggalangan dana PMI melalui lelang penjualan CD Lagu-lagu Banjar yang dinyanyikan langsung H Khairul Saleh.
Melalui sebuah acara Talk Show Membangkitkan Kembali Semangat Lagu-lagu Banjar Menjadi Tuan Rumah di Negerinya Sendiri, digelar TVRI Kalimantan Selatan, Kamis (3/10) malam, sebagai salah satu narasumber utama, H Khairul Saleh memberikan pemikiran-pemikiran konkret dan sederhana bagi pelestarian lagu-lagu Banjar.
“Pertama ulun sangat gembira dan mengapresiasi TVRI Kalsel menggelar Audisi Lagu- lagu Banjar. Manfaat lomba menyanyikan lagu Banjar tidak hanya lebih memperkenalkan kepada generasi muda dalam mencari penyanyi berbakat, makna penting dari lomba ini adalah bukti dari kepedulian sosial perusahaan media elektronik untuk pelestarian kesenian Banjar,” tutur Khairul Saleh mengawali pemikirannya.
Dia katakan, lagu-lagu Banjar yang dikaryakan para tokoh seniman Banua sarat akan makna etika dan kesantunan sosial. Bait per bait dari nada lagu jika kita cermati mengandung pesan moral mendalam . Ini karena sang pencipta lagu sangat mendalami kultur masyarakat Banjar.
Menurut Khairul Saleh, lagu-lagu Banjar harus terus dipopulerkan melalui upaya dan komitmen bersama segenap lapisan masyarakat untuk bergandengan tangan melestarikan budaya dan seni Banjar.
“Akan sangat indah jika di perkantoran pemerintah, di lingkungan terminal umum, terminal ruang bandara dan perhotelan terdengar lagu-lagu Banjar. Seperti di beberapa kota negara bagian Amerika, masyarakat di sana sangat bangga dengan irama bernuasa musik country. Ini bisa kita lakukan dengan upaya bersama dalam melestarikannya,” ungkap Khairul Saleh.
Dijelaskanya, musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik Country mulai dipakai sejak tahun 1940 an.
Sultan Banjar berharap, kegiatan audisi lagu-lagu Banjar terus diagendakan secara rutin. Bahkan lomba dilanjutkan dengan lomba pencipta lagu-lagu Banjar.
Pemikiran senada diutarakan Fuar Junaidi, Ketua Komisi III DPRD Kalsel. Menurut Fuar Junaidi, perlu langkah konkret dalam melestarikan lagu-lagu Banjar. Salah satunya adalah dengan membuat peraturan daerah dengan mewajibkan para pengusaha perhotelan, pengelola Bandara, pengusaha taksi kota memperdengarkan lagu-lagu Banjar pada jam-jam tertentu.
Dukungan terhadap pentingnya pelestarian lagu-lagu Banjar diutarakan mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Datu Mangku Adat Drs H Kasim Abdurahman dan Dino, pemerhati seni dan budaya. Kedua nara sumber ini juga memberikan pemikiran –pemikirannya bagi pelestarian lagu-lagu Banjar. *
Comments are closed.