MARTAPURA – Petani Desa Guntung Ujung, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar
mulai menerapkan refugia, tanaman ini cukup ampuh mengendalikan
hama. Istilah refugia terbilang baru, namun berani dicoba oleh Kelompok
Tani Suryodadari 2 yang langsung dibina oleh Enny Risanthi, Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura (TPH) Banjar.

Refugia, sejatinya tanaman. Ia berfungsi sebagai habitat atau rumah bagi
serangga yang jadi musuh alami dan penarik hama. Tanaman yang berbunga
seperti kenikir, lavender, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari,
marogolb, dan kembang kertas (Zenia) termasuk tanaman refugia. Pada bunga
tersebut akan mengeluarkan nectar yang baunya menarik serangga, musuh alami
maupun hama tanaman untuk datang.

Selain bunga tanaman jagung, kacang panjang, bayam merupakan tanaman
refugia, tidak hanya itu gulmapun bisa berperan sebagai tanaman refugia
seperti babandotan, ajrean, bunga tahi ayam, bunga legetan, pegagan, rumput
setaria, rumput kancing ungu, dan kacang pentoi.

Dari keterangan Enny Risanthi, penanaman refugia di atas lahan pertanian
atau sekitar lahan pertanian adalah usaha konservasi serangga musuh alami
sehingga agroekosistem di persawahan terjaga. Apabila agroekosistem lahan
pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi musuh
alami dan pada akhirnya menciptakan keselarasan ekologi untuk pertanian
berkelanjutan.

Anthi, sapaan Enny Risanthi menjelaskan, tanaman refugia di lahan padi
binaannya berawal dari sekolah lapang pengendali hama terpadu atau SL PHT.
Ia bersyukur, petani berani mengaplikasikan pupuk kandang dan menanam
refugia sebagai pengelolaan hama terpadu.

“Tahun ini kami menerima kunjungan dari Loka Penelitian Penyakit Tungro
Balitbang Sulawesi Selatan. Rupanya mereka juga tertarik dengan refugia,”
tegas Anthi kemarin (22/11) siang.

Uji coba itu pun jadi “virus” yang ditularkan kepada petani lain di desa
tetangga. Dari tambahan keterangan Anti, petani lain juga tertarik mengisi
pematang sawah mereka dengan tanaman refugia.”Selain mengendalikan hama,
refugia membuat lahan persawahan lebih menarik dan indah,” ucapnya.

Kepala Dinas TPH Banjar Muhammad Fachry menyatakan, refugia satu dari
sekian banyak upaya PPL melawan organisme pengganggu tanaman (OPT) di areal
persawahan. Menurutnya, pengendalian hama serangga di tanaman padi dan
sayuran tak selamanya menggunakan pestisida.

“Pengendalian secara alami dengan memanfaatkan serangga musuh alami
terkadang lebih efektif, efisien, dan ekonomis serta memberikan dampak baik
pada lingkungan,” tuturnya.(Ronie/Min)