Milad ke 510 Kesultanan Banjar
Pelaksanaan Milad ke 510 Kesultanan Banjar, Kamis 30 Oktober 2014 atau tepatnya 6 Muharram 1436 H, di Kota Martapura Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berlangsung penuh khidmat dan sarat kearifan budaya lokal.
Serangkaian kegiatan budaya warisan masyarakat Banjar tempo dulu digelar selama sepekan. Menariknya , pada peringatan milad tahun ini juga dilangsungkan prosesi adat Banjar berupa badudus, bapacar, batimung balulur dan bapadah orangtua yang langsung dipraktekkan putra pertama Sultan H Khairul Saleh, Gusti H Dhia Hidayat bersama istri, Halida Racmawati yang akan melangsungkan perkawinan, Minggu 2 November 2014 .
Berbagai tamu istemewa dari raja dan sultan se nusantara secara khusus datang memenuhi undangan Sultan H Khairul Saleh dan istri Hj Raudatul Jannah MSi. Mereka antara lain dari Kesultanan Palembang Sultan HR Iskandar Mahmud Badaruddin , Pangeran Nato Wijaya Masagus Achmad Nawawi Baihaqi dan Pangeran Adiguna Ismed M Nur.
Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam Malaysia YM Dato Seri Amar Di Raja Che ku Mohm Sahdi dan YM Dato Paduka Mohd Syahrulnizam. Dari Kesultanan Kalimantan Barat Pangeran Ratu Kertanegara H Gusti Kamboja, Penembahan Anom Pakunegara dan Dato Pangeran Muhmamad Natsir. Tamu lain kerabat Kesultanan Banjar Bupati Tembilahan HM Wardan .
Paling membahagiakan Sultan Banjar turut hadir tokoh nasional dan akademisi Prof Laode M Kamaludin bersama istri yang juga orangtua dari Halida Rachmawati Istri H Gusti Dhia Hidayat . Dari tokoh Banua hadir Prof H Kustan Basri, Ketua MUI Kalsel H Ahmad Makkie, H Firdaus Mansyuri sejarawan nasional Prof Helius Syamsuddiin, budayawan Banua H Suriansyah Idham dan H Ajdim Ariadi.
Dalam pidato tahunan milad ke 510. Sultan H Khairul Saleh menegaskan keberadaan kesultanan bukan sekadar perwujudan seremonial. Tetapi sebuah tekad untuk menegakkan nilai-nilai adat yang bersendikan Islam bersama peradaban dan perkembangan zamannya.
“Ini bagi ulun adalah amanah berat namun bukan berarti sebeuah kerja yang mustahil selama Kesultanan Banjar dan seluruh masyarakat Banjar Istiqamah dan komitmen kuat,” ucap H Khairul Saleh.
Menurut Sultan Banjar, milad ke 510 Kesultanan Banjar mengangkat tema Mengabadikan Kearifan Adat Menjunjung Kesempurnaan Syariat. Tema ini mengandung filosofi masyarakat Banjar di manapun berada tetap menjadikan adat sebagai pengikat dan agama sebagai sendi utama.
Kehadiran Keraton Kesultanan nusantara bukanlah sebagai pintu perpecahan antar anak bangsa, tetapi justru kehadiran keratin kesultanan bersama lembaga adat lainnya didedikasikan untuk memperkuat bhBhineka Tunggal Ika. Kesultanan dan Keraton akan menjaga dan mengawal adat tradisi yang belum dan tidak dilakukan negara.
“Sinergi antara keratin kesultanan dengan Negara menjadi bagian penting sebagaimana diamanatkan peraturan menteri dan perundang- undangan dan bukan dicurigai sebagai instrument politik yang justru memperlemah misi bangsa Indonesia yang luhur dalam memperkuat jati diri bangsa.
Kesultanan dan pemerintah saling sinergi mengabadikan keariban adat sebagai langkah memperkuat indentital bangsa sebagai negara besar penuh peradaban.
Pada Peringatan Milad ke 510 ini, Sultan H Khairul Saleh juga memberikan anugerah gelar keagungan dan pemberian anugerah `Astaprana dan Astaprana Utama pada tokoh budaya atau seniman yang berjasa membesarkan Budaya Banjar.