Senin, (19/11), Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Seminar Nasional Strategi Percepatan Pembangunan Perekonomian Daerah dengan narasumber Guru Besar Termuda (Oktober 2006) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof.Mudrajad Kuncoro,Ph.D dan Dosen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Dr.Budi Suryadi,S.Sos,M.Si.
Acara yang dibuka oleh Bupati Banjar H. Pangeran Khairul Saleh di Mahligai Sultan Adam, Martapura ini dihadiri para akademisi, praktisi, asosiasi dunia usaha dan aparatur pemerintah daerah. Beliau pun sekaligus meluncurkan atau Launching buku “Dinamika Kabupaten Banjar” dengan didampingi Ketua DPRD Banjar HM Rusli, narasumber, Sekda Banjar Ir.H. Nasrunsyah,MP , dan Kepala Bappeda Banjar.
Panitia dalam hal ini diwakili Kepala Bappeda Kab. Banjar H.M.Rusdi ,ST,MT menyatakan, tujuan diadakannya acara ini untuk menghimpun informasi dan masukan – masukan serta menjalin komunikasi sinergis antar stakeholder guna memperkokoh dan mempercepat pembangunan perekonomian daerah.
Hal senada juga diutarakan Bupati Banjar H. Pangeran Khairul Saleh. “Pemerintah Kabupaten Banjar memerlukan input strategi percepatan pembangunan,” ujarnya. Pengalaman narasumber tentunya sangat banyak.
Dengan APBD (2005) berkisar 279 milyar rupiah hingga sekarang berkisar 1,1 trilyun rupiah melalui kerjasama yang apik antara eksekutif dan legislatif, kata Bupati H. Pangeran Khairul Saleh, kebutuhan dasar masih sulit dipenuhi seperti perbaikan jalan, jembatan, air dan listrik.
“Kita telah bekerja maksimal selama tujuh tahun ini membangun dan memperbaiki jalan poros desa”, terang Bupati H. Pangeran Khairul Saleh.
Kita menyadari jalan dan jembatan sangat dibutuhkan guna menghubungkan sentra – sentra pertanian, perikanan dan perkebunan. “Kalau ditotal sudah 140 milyar rupiah digunakan untuk sarana infrastruktur ini”, ungkapnya.
Dengan tingkat pengangguran 4,67 persen, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,94 persen, tingkat pertumbuhan penduduk 1,63 persen dan tingkat kemiskinan paling kecil di Kalimantan Selatan, kata Bupati H. Pangeran Khairul Saleh, membuat kita sempat masuk Majalah Forbes Edisi Agustus 2012.
Namun sayangnya masih terjadi missing link dengan pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu 5,34 % dan masih dibawah rata – rata nasional yang berkisar 6,5 %. “Padahal kita sudah berupaya memudahkan investasi masuk ke Kabupaten Banjar,” tandasnya.
“Saya berharap pada akhir masa jabatan 2015 nanti tingkat pertumbuhan ekonomi paling tidak menyamai rata – rata nasional,” tuturnya.
Terkait begitu kompleksnya problem pembangunan di atas, Prof.Mudrajad Kuncoro,Ph.D, menyarankan strategi Segmentation, Targeting dan Positioning.
Oleh sebab itu segmen atau sektor sumber daya alam unggulan misalnya perkebunan, pertanian dan perikanan seperti Minapolitan diprioritaskan. Kemudian posisikan wilayah kecamatan mana saja yang menjadi unggulan untuk sektor – sektor diatas.
“Untuk mencapai percepatan pembangunan sektor unggulan tersebut tentu saja kita targetkan belanja publik porsinya lebih besar daripada belanja pegawai,” pungkasnya. (ari/sadi)