Puluhan ribu jamaah kaum muslimin nampak membanjiri peringatan Haul ke-78 Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasyful Anwar. Turut pula menghadiri Bupati Banjar H Khalilurrahman, mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin, mantan Wakil Bupati Banjar H Fauzan Saleh, para habaib, guru-guru Pondok Pesantren Darussalam dan para pejabat daerah lainnya di Komplek Pengajian Raudatul Anwar pimpinan Guru H. Munawwar Kampung Melayu Ilir Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, Minggu (24/7).
Ribuan jamaah termasuk pula ulama dan habaib dari berbagai daerah yang berkumpul dalam haul ini juga merupakan suatu penghormatan terhadap almarhum.
Dalam manaqib Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasful Anwar yang dibacakan oleh salah satu zuriat beliau, Guru Munawir menyampaikan “Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasful Anwar lahir di Kampung Melayu pada malam Selasa tanggal 4 Rajab 1304 H jam 22.00 malam,dari pasangan H.Ismail bin H.Muhammad Arsyad bin Muhammad Sholeh bin Badruddin bin Kamaluddin dan Hj.Siti binti H.Abdurrahim bin Abu Su’ud bin Badruddin.
Dalam kesehariannya, pada waktu kecil Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasyful Anwar dikenal sebagai sosok anak yang cerdas dan pandai serta sangat menghormati orang tua serta keluarganya. Pada saat ia masih anak-anak dan menginjak masa remaja Assyech H Muhammad Kasyful Anwar belajar ilmu agama dengan ayahnya H. Ismail. Selain itu ia juga belajar ke rumah guru agama yang ada di sekitar Desa Kampung Melayu serta guru-guru yang ada di sekitar Kota Martapura.
Pada saat ia menginjak usia remaja, setelah melalui musyawarah dengan melibatkan orang tua serta kerabat dekat, maka keluarga memutuskan untuk membawa Assyech H Muhammad Kasful Anwar ke Kota Mekkah guna belajar serta mendalami ilmu-ilmu agama dengan guru-guru yang ada di kota tersebut.
Selama lebih dari 10 tahun menimba ilmu agama di kota Mekkah Al-Mukarramah, beliau kembali ke tanah air serta menetap kembali di Desa Kampung Melayu Martapura. Sejak saat itu ia aktif berda’wah dan mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada keluarga serta masyarakat setempat khususnya para generasi muda dan mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang ilmu-ilmu agama berbasis Ahlu Sunnah Wal Jamaah berupa Pondok Pesantren Darussalam.
Setelah dipimpin oleh Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasful Anwar dengan dibantu beberapa ulama sekitar kota Martapura serta keluarga, pesantren Darussalam berkembang sangat maju dan mampu memiliki bangunan yang layak sebagai lembaga pendidikan. Saat itu pula Pesantren Darussalam berkembang lebih pesat dan banyak menghasilkan ulama dan tokoh-tokoh agama yang dapat menyiarkan agama Islam hingga sekarang, baik di sekitar Kalimantan Selatan, serta wilayah lain di luar Kalimantan Selatan seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur serta pulau Jawa.
Pada hari Minggu tanggal 18 Syawal 1359 H, atau bertepatan 19 November 1940 M, pukul 21.45, Assyech H Muhammad Kasyful Anwar, ulama besar Banjar yang sederhana dan rendah hati itu menghembuskan nafas terakhirnya, dimakamkan di Kubah Kampung Melayu, Martapura.
Bupati Banjar H Khalilurrahman menyampaikan dalam sambutannya ”Al Alimul Allamah Assyech H Muhammd Kasful Anwar adalah ulama besar dan selalu tegas dalam mengajar, berpengetahuan luas, gigih dalam memajukan dunia pendidikan agama khususnya di Pondok Pesantren Darussalam. Beliau memimpin Darussalam selama 18 tahun (1922-1940).
Karya-karya berupa buku kitab yang ditulis Al Alimul Allamah Assyech H Muhammad Kasful Anwar tetap lestari. Kitab yang ditulis beliau hingga kini menjadi pelajaran wajib di Pondok Pesantren Darussalam. Almarhum juga seorang ulama dermawan dan berjiwa sosial tinggi. “Keteladanan lain beliau yang patut kita tiru adalah keteguhan dalam memajukan pendidikan Islam,” ungkapnya
Beliau adalah seorang ulama besar yang tidak hanya dicintai, dihormati serta disegani oleh murid-muridnya, tapi juga oleh para ulama hingga kalangan masyarakat umum. Beliau mempunyai sifat ikhlas dan jujur, nampak terlihat dalam perjuangan beliau yang tidak mengharapkan pujian kecuali semata-mata takarub kepada Allah SWT.
Demikianlah kehidupan beliau seorang ulama besar yang memegang teguh ajaran agama, disiplin ilmu pengetahuan dan disiplin intelektual kemasyarakatan. Beliau tetap tersenyum dalam kesederhanaan hidup yang kona’ah dan ikhlas fisabilillah. Sikap hadarathus syekh yang sederhana dan rendah hati menjadikan beliau dicintai masyarakatnya, menjadi suri tauladan dari masa ke masa.” tambah Bupati Banjar.
Sebelumnya, rangkaian acara Haul diawali dengan pembacaan syair maulid Nabi Muhammad SAW oleh jemaah Majelis Ta’lim Raudhatul Anwar dan dilanjutkan dengan pembacaan Yasin serta tahlil yang dipimpin oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman dan pembacaan doa oleh KH. Khudhori. Acara ditutup dengan tausyiah yang disampaikan oleh Habib Ahmad Bin Alwi Al Habsy dari Jakarta.(Yani/Fii)