3 4

Sebagai bentuk usaha nyata dalam melestarikan kesenian daerah tersebut, Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Banjar mengadakan Festival Sinoman Hadrah Kabupaten Banjar 2016, yang diselenggarakan di halaman Kantor Disbudparpora Banjar, Selasa (19/7).

Pada acara ini nampak hadir Bupati Banjar yang diwakili oleh Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra H Masruri, Kepala Disbudparpora Banjar H Abdul Ghani Fauzi, Kabid Kebudayaan Disbudparpora Banjar Sri Rahayu dan Perwakilan Pimpinan Bank Kalsel Cabang Martapura.
Bupati Banjar yang sambutannya dibacakan oleh H Masuri menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Banjar sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas terlaksananya acara Pembukaan Festival Sinoman Hadrah Tahun 2016 pada hari ini.
“Sinoman hadrah merupakah seni tradisional khas Banjar yang bernafaskan Islam yang memadukan seni suara (qasidah) dan seni tari. Lomba ini sebagai langkah upaya pelestarian kekayaan budaya, karena ruh dari kebesaran sebuah bangsa adalah tetap lestarinya kearifan budaya dan adat istiadat lokal dari masyarakat bangsa itu sendiri,” ucap Masruri.
“Penting bagi Pemerintah Daerah khususnya melalui Disbudparpora untuk selalu memperkenalkan sekaligus mempromosikan adat dan tradisi budaya banjar, khususnya di bidang kesenian Sinoman Hadrah ini,” ujarnya.
“Melalui kegiatan festival pada hari ini, kita bersama – sama melestarikan Kesenian Sinoman Hadrah yang berusia puluhan tahun agar tidak punah dan tetap lestari, mengingat makin banyaknya pengaruh budaya asing menggerus budaya lokal kita,”harapnya.
Sinoman Hadrah merupakan salah satu Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan yang perlu dilestarikan. Sebagai salah satu kesenian Islam yang sudah berusia puluhan tahun, Kesenian Sinoman Hadrah yang banyak mengandung filosofis Islami dan nilai-nilai budaya khas banua itu mulai dilupakan karena makin banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia tak terkecuali di Kalsel.
Pelaku hadrah lebih menikmati hadrah sebagai puja dan puji untuk Allah SWT serta Rasulnya Nabi Besar Muhammad SAW. Puja dan puji tersebut dituangkan dalam bentuk syair dan pantun. Merdu qasidah diikuti gerakan tari yang menggunakan putaran payung ubur-ubur (lambang keagungan dalam kehidupan tradisional) dan para penari dengan gerakan yang dinamis.
H Abdul Ghani Fauzi mengatakan, mengingat masih sedikitnya kelompok masyarakat yang melestarikan seni budaya Sinoman Hadrah, maka perlu dikembangkan, difasilitasi dan diberikan pembinaan serta dimotivasi melalui festival ini.
“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menjadi pemacu semangat kepada kita semua ,khususnya kaum muda, agar mencintai dan turut melestarikan kesenian dan budaya lokal agar langgeng dan agung di tengah keberadaan kesenian dan budaya barat yang notabene sangat bertolak belakang dengan cermin kehidupan bangsa kita,” tutur Fauzi.
Akhirnya, Grup Sinoman Hadrah Karya Baru dari Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat dengan total nilai 485, berhasil menjadi Juara Pertama dan berhak membawa pulang trofi bergilir dari Bank Kalsel, sertifikat dan uang pembinaan dari Disbudparpora Banjar. Mereka menyisihkan 10 grup sinoman hadrah lainnya.
Juara Kedua berhasil diraih Grup Sinoman Hadrah Al Ikhlas Dari Desa Sungai Rangas Kecamatan Martapura Barat dengan total nilai 476. Grup Sinoman Hadrah Surya Abadi dari Desa Sungai Rangas Hambuku Kecamatan Martapura Barat meraih Juara Ketiga yang masing-masing juara berhak mendapat trofi, sertifikat serta uang pembinaan dari Disbudparpora Banjar.(Fii/hev)

Payung ubur-ubur 5 DSC_3189 DSC_3218