“Melalui peringatan Haulan Sultan Adam tahun ini, penting pula kami sampaikan lagi Kebangkitan Kesultanan Banjar adalah hanya sebagai simbol budaya dan perekat kebanggaan urang Banjar baik di banua, di perantauan maupun di luar negeri,”
Peringatan Haul ke 160 Sultan Adam Al- Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman Saidullah II , di Kediaman Bupati Banjar, Jl A Yani Km 2 Martapura Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (9/2) berlangsung penuh khidmat dan keluargaan.
Ratusan masyarakat dan para zduriat, ulama, habib serta unsur dari kalangan pemerintahan daerah terlihat khusyuk saat mengikuti tahlilan dan doa bersama dipimpin Pangeran H Mardikansyah dan Habib Abdullah Assegaf.
Turut hadir para Datu dan Adipati Kesultanan Banjar dari kabupaten/kota se Kalsel. Mereka sejak kemarin sore bersama para dzuriat dan masyarakat melakukan salat hajat dan tahilan di Makam Sultan Adam Jl Sultan Adam Martapura.
Sultan Banjar H Khairul Saleh dalam sambutannya mengatakan peringatan Haul ke 160 Sultan Adam Al- Watsiq Billah tahun ini berbeda dari tahun –tahun sebelumnya.
Menurut Sultan Khairul Saleh, peringatan terhadap sultan yang berjasa bagi masyarakat Banjar tersebut bisanya dilaksanakan di rumah Mufti Besar Kesultanan Banjar Tuan Guru H M Djazouly Seman. Namun sejak wafatnya beliau 14 Oktober 2011, peringatan dilaksanakan di Kompleks Pemakaman Sultan Adam Martapura. Dan untuk peringatan tahun ini dilaksanakan di Mahligai Sultan Adam.
Sebagai wujud kecintaan dan terima kasih kita atas jasa besar beliau dalam mengokohkan dan membesarkan syiar Islam (Guru Abah Anang, Red), Sultan Khairul dalam haulan Sultan Adam itu juga mengajak para jamaah untuk berdoa dan tahilan bersama untuk almarhum Tuan Guru Abah Anang.
“Banyak keteladanan yang diwariskan Sultan Adam dan ulama-ulama yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari, terutama keteguhan dalam melaksanakan syariat agama. Tidak itu saja mereka dengan pengorbanan besar turut berjasa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” terang Khairul.
Kebangkitan Kesultanan Banjar pada 24 Juli 2010 melalui rapat Musyawarah Tinggi Adat, sebut Khairul, juga dalam rangka mengukuhkan kembali nilai-nilai luhur budaya elok masyarakat Banjar tempo dulu.
“Berdirinya Kesultanan Banjar hanya sebagai simbol budaya dan perekat simbol kebanggan Urang Banjar baik di banua, di perantauan dan luar negeri. Keberadaan Kesultanan Banjar mengembang misi melestarikan nilai-nilai luhur Budaya Banjar yang masih layak untuk dipertahankan,” tegasnya.
Bupati Banjar ini pun memberikan contoh betapa berjasanya para sultan bersama masyarakat Banjar dalam melawan kolonialisme. Perang Banjar termasuk perang terbesar dan paling lama di Indonesia dari 1859 sampai 1906.
“Nilai nilai dan semangat perjuangan para raja dan sultan Banjar itulah yang patut kita teladani karena mereka tetap teguh mempertahankan tanah Banjar,” paparnya.
Pada Peringatan Haulan ke 160 Sultan Adam juga dibacakan Manakib Sultan Adam oleh Tuan Guru Pangeran Wardiansyah. Materi manakib tersebut dituliskan bagaimana perjuangan besar seorang sosok Sultan Adam untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan serta penguatan nilai-nilai Islam kepada rakyatnya. (humas)