edit

Seusai acara pelantikan, Bupati Banjar periode 2016-2021 KH Khalilurrahman mengungkapkan mempunyai tiga program strategis yang ingin diwujudkannya untuk masyarakat Kabupaten Banjar. Ketiga program tersebut yaitu pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan kesehatan, dan peningkatan pendidikan baik itu formal, nonformal dan informal. Saat ini Kabupaten Banjar sudah melaksanakan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat. Diantaranya adalah, Kabupaten Banjar sudah mempunyai Stadion Demang Lehman yang merupakan stadion olahraga yang masuk dalam jajaran stadion terbaik di Indonesia, dan Gedung Iqro Tuan Guru Djazouly Seman sebagai pusat pengembangan dan pembelajaran Al-Qur’an di Kabupaten Banjar.

“Yang utama kita harus membangun infrastruktur umum, yaitu jalan dan jembatan. Kita mempunyai panjang jalan 1000 km lebih, masih ada beberapa jalan di desa yang rusak atau belum terbangun. Ini tentunya akan menghambat pembangunan di desa tersebut, saya akan mengupayakan dimasa kepemimpinan saya, seluruh jalan desa di Kabupaten Banjar akan mulus, minimal perbaikan ruas jalan menjadi lebih baik,” tutur Bupati Banjar.
Selain pembangunan jalan, KH. Khalilurrahman atau yang kerap disebut masyarakat kabupaten Banjar dengan panggilan Guru Khalil tersebut juga berkomitmen akan membangun jembatan antar desa. Ia menilai, jembatan memiliki peran vital bagi sendi kehidupan masyarakat, terutama untuk kelancaran alur transportasi dan jalur distribusi barang dagangan yang berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat desa. Kita akan mewujudkan multiflier efect perekonomian pembangunan dari desa ke kota.
Peningkatan layanan kesehatan juga tidak luput dari perhatian Bupati Banjar. Selama ini masalah kesehatan seperti di Puskesmas dan RSUD Ratu Zalecha masih sering mendapat keluhan dari masyarakat atas pelayanan dan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pasangan Kepala Daerah untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Saking besarnya perhatian Guru Khalil terhadap kesehatan masyarakat, beberapa waktu lalu sebelum pelantikan. Ia bersama wakilnya H. A Saidi Mansyur mendatangi RSUD Ratu Zalecha untuk memberikan bantuan pengobatan bagi Ahmad Yani warga Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura Kota yang menderita penyakit Batu Ginjal.
“Kami mendengar ada salah satu warga kurang mampu yang harus menjalani operasi pengangkatan Batu Ginjal. Melihat kondisi ekonomi pasien tersebut, kami merasa iba dan ingin meringankan beban warga tersebut dengan memberikan santunan dana. Mudahan penyakit yang diderita cepat sembuh dan kesehatan masyarakat Kabupaten Banjar terus terjaga,” harap Bupati Banjar. Demi memberikan layanan kesehatan yang maksimal, Bupati Banjar mencanangkan salah satu satu kebijakan yang wajib ditaati oleh RSUD Ratu Zalecha. Setiap warga Kabupaten Banjar yang kurang mampu akan diberikan layanan perawatan di ruang klas III, sesuai dengan kondisi dan ketersediaan kamar nantinya. “Asal punya KTP Kabupaten Banjar, setiap warga yang kurang mampu berhak mendapat perawatan di ruang klas III. Namun mereka tidak bisa upgrade atau menaikan status kamarnya. Kalau mereka bisa upgrade kamar berarti mereka mempunyai uang dan sudah berbohong bahwa mereka termasuk masyarakat kurang mampu,” ucap Bupati.
Tidak hanya pelayanan dari pekerja medis yang menjadi perhatian dari Bupati. Sorotan pun tertuju pada infrastruktur RSUD. Untuk meningkatkan klasifikasi RSUD, salah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah fasilitas yang lengkap dan memadai, disamping pekerja medis yang profesional. “Kalau mau memperbaiki dan meningkatkan jangan tanggung-tanggung, kalau pelayanan sudah baik tapi fasilitasnya kurang memadai, kan jadi kurang optimal,” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai program untuk dunia pendidikan, Bupati Banjar mengatakan akan membenahi sistem pembelajaran, namun sesuai dengan ketentuan pemerintah dan karakteristik anak didik di Kabupaten Banjar yaitu lebih menonjolkan nilai-nilai luhur yang diwujudkan dalam sistem pembelajaran. Sewaktu masih menjadi anggota DPR RI, Guru Khalil merupakan salah satu pencetus lahirnya UUD No 20 Tahun 2003. Pada UUD ini sangat jelas Guru Khalil menginginkan pemerataan pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat, dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai ke jenjang yang paling tinggi.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,” jelas Bupati. “Kita dapat melihat bagaimana kehidupan masyarakat kita yang religi. Namun sayang dunia pendidikan kita khususnya sekolah negeri sangat sedikit memberikan waktu bagi mata pelajaran agama. Padahal melalui pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan kita dapat membentuk insan berakhlak mulia dan berjiwa nasionalis. Untuk itu saya akan berusaha menambah jam pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku”, pungkas Guru Khalil.
Bupati Banjar sebelumnya sudah menganggarkan lebih 30% dari APBD Banjar untuk dunia pendidikan. Namun masih terdapat permasalahan yang sampai saat ini belum terpecahkan perihal gaji para pengajar sekolah agama yang dianggap masih minim, walaupun pemerintah sudah menaikan gaji para guru tersebut.
Sekolah agama baik itu pondok pesantren atau sekolah Ibtida, sangat banyak di Kabupaten Banjar. Apalagi di daerah pedesaan, kita akan lebih banyak menemui sekolah agama dari pada sekolah umum. Bahkan banyak dari para siswa di pagi hari mereka sekolah umum, namun pada siang sampai sore hari mereka menuntut ilmu agama pada sekolahan Ibtidayah ataupun pondok pesantren. “Kesenjangan kesejahteraan antara guru sekolah umum dan para pendidik di sekolah pondok pesantren ataupun ibtida sangatlah jauh. Padahal mereka sama-sama mengajarkan ilmu dan mendidik anak supaya cerdas. Namun gaji yang diterima guru pengajar sekolah ibtida sangatlah sedikit, keikhlasan dalam mengajarlah yang membuat mereka bertahan untuk mendidik para murid,” ungkapnya
Demi membangun birokrasi pemerintahan yang bersih dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh para pegawai, Bupati Banjar akan melakukan lelang jabatan. Hal ini dilakukannya untuk menghindari politik balas budi yang seakan menjadi budaya pelaku politik dan para pemimpin di Indonesia. “Saya tidak ingin kalau roda pemerintahan kita jadi kacau gara-gara penempatan para pejabat yang tidak sesuai dengan bidang atau keahliannya. Semoga dengan lelang jabatan ini, para pejabat akan bersungguh-sungguh dalam bekerja dan memberikan inovasi untuk membangun Bumi Serambi Mekkah serta menyejahterakan masyarakat kita,” harap Bupati Khalil.
“Saya memohon doa dari seluruh masyarakat Kabupaten Banjar supaya saya dan H Saidi Mansyur bisa mengemban dan menjalankan amanah ini dengan baik. Sesuai tatanan agama dan pemerintah guna membangun Kabupaten Banjar menjadi lebih baik dan membawa kemakmuran bagi seluruh masyarakat Kabupaten Banjar,” tutur Guru Khalil.