Pendekar dongeng Kang Didin (kanan) mendongeng di depan sejumlah anak saat Dongeng On The Street di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Jabar, Minggu (26/7).Jakarta — Revolusi Mental merupakan sebuah gerakan membangun karakter bangsa yang mengubah cara pikir menjadi lebih baik, mandiri, berkarakter dan nasionalis. Dalam gagasannya, Presiden Joko Widodo menegaskan Revolusi Mental sebagai gerakan yang menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan nation building. Gerakan ini disebut lebih manusiawi, sesuai dengan budaya nusantara, yaitu bersahaja dan berkesinambungan.

“Ini semua untuk memenuhi amanah konstitusi agar setiap rakyat Indonesia dapat mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat,” ujar Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Ada tiga nilai dalam gerakan Revolusi Mental, yaitu:
1. Integritas (jujur, dipercaya, berkarakter dan bertanggungjawab)
2. Kerja keras (etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif)
3. Gotong royong (kerjasama, solidaritas, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan)

Strategi internalisasi ketiga nilai ini diterapkan melalui jalur birokrasi, lembaga pendidikan, kelompok masyarakat, sektor swasta, hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Sektor pendidikan misalnya, bagaimana pemerintah akan terus memperkuat kurikulum untuk membangun integritas, membentuk etos kerja, dan semangat gotong royong.

Di sektor swasta salah satunya dengan memperkuat kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Contoh lainnya yakni dengan mendukung inisiatif usaha kecil menengah dengan membuka pasar atau sentra yang menjual produk lokal yang inovatif, kreatif namun dengan harga terjangkau.

Terlepas dari semua, ketiga nilai Revolusi Mental ini sesungguhnya di beberapa daerah telah diterjemahkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seharusnya bukan sesuatu yang sulit dilakukan. Tengok beberapa kelompok masyarakat di daerah Lampung berhasil mengembangkan energi baru dari kotoran sapi, menggantikan peran gas.

Sementara di sektor pendidikan, pemerintah mencanangkan penumbuhan budi pekerti luhur melalui serangkaian kegiatan harian yang secara periodik wajib dilakukan oleh seluruh siswa dan warga sekolah.

Beberapa kegiatan yang akan dibudayakan dalam keseharian seluruh warga sekolah adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap akan memulai pembelajaran, membaca doa secara bersama-sama setiap akan memulai dan mengakhiri pembelajaran, dan dalam periode tertentu rutin melibatkan siswa dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah untuk melihat dan memecahkan masalah-masalah nyata di lingkungan tersebut. Program ini dilakukan sebagai upaya membudayakan nilai-nilai dan karakter positif di dalam diri.

Masih banyak lagi contoh konkret lainnya yang serupa. Ini dapat menunjukkan karakter masyarakat yang inovatif, mandiri, berdaya saing, berkarakter dan bertanggungjawab.

Perubahan masyarakat memang dimulai dari diri sendiri. Revolusi Mental ini adalah tanggung jawab masing-masing namun melihatnya sebagai bangsa. (Tim PKP/@GPRIndonesia atau @bakohumas)