Ribuan kaum Muslimin dari berbagai daerah yang ada di wilayah Indonesia khususnya warga masyarakat dari Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Banjar termasuk dari Malaysia dan Hadral Maut Yaman nampak memadati komplek pengajian Pondok Pesantren Datu Kelampayan yang berada di Keluarahan Kauman Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Tumur, kehadiran mereka adalah untuk mengikuti acara peringatan Haul ke 24 tokoh agama Kota Martapura Almarhum Al- Alimul Allamah KH. Syarwani Abdan atau juga dikenal dengan nama Guru Bangil yang dilaksanakan pada, Minggu, 06 Januari 2013 di di Pondok Pasantren Muhammad Aryad Al Banjari Gang Mujair kelurahan Kauman kecamatan Bangil Kota Pasuiruan Jawa Timur.
Selain para Habaib dan ulama serta tokoh agama dan masyarakat dari berbagai daerah dan luar negeri. Pada acara Haulan tersebut juga juga dihadiri oleh beberapa pejabat penting di daerah Seperti Gubernur Kalimantan Selatan H. Rudy Ariffin ,Bupati Pasuruan dan beberapa Bupati Dari kalimantan Selatan.
Wakil Bupati Banjar HA Fauzan Saleh memang cukup dikenal dengan sifatnya yang begitu dekat dengan para alim ulama, tokoh-tokoh masyarakat hingga kyai-kyai sepuh. Bukan hanya para ulama, tokoh masyarakat maupun kyai sepuh dari dalam daerah saja, akan tetapi juga dari luar daerah. Hal ini terlihat saat HA Fauzan Saleh sangat akrab bercengkrama dengan anak dari KH. Syarwani Abdan yaitu KH. Kasful Anwar.
Dalam Manaqib yang dibacakan oleh Kasful Anwar sebagai salah satu keturunan KH. Syarwani Abdan menyebutkan, pada usia muda, setelah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura KH. Syarwani Abdan bermukim di Bangil untuk menuntut ilmu agama kepada ulama-ulama yang berada di wilayah tersebu, diantaranya KH. Muhdar Gondang Bangil, KH. Bajuri Bangil, KH. Ahmad Jufri pasuruan serta KH. Abu Hasan Wetan Angun Bangil.
Pada usia 16 tahun, KH. Muhammad Syarwani Abdan berangkat ke Tanah Sucii Mekkah guna meneruskan menuntut ilmu bersama saudara sepupunya yang bernama Al-Alimul Allamah KH.Sya’rani Arif dengan bimbingan dan pengawasan penuh dari paman beliau Al-Alimul Allamah KH.Muhammad Kasyful Anwar.
Selama menuntut ilmu di Kota Mekkah KH. Syarwani Abdan belajar dengan berbagai para ulama yang ada di kota tersebut seperti Sekh Sayyid Muhammad Amin Al-Kutbi, Sekh Sayyid Ali- Almaliki, Sekh Umar Hamdan, Sekh Muhammad Alwi, Sekh Hasan Masy’syat, Sekh Abdullah Al-Bukhari Sekh Saifullah Ad-Dakistani, Sekh Syafii Kedah, Sekh Sulaiman Ambon serta Sekh Ahyat Bogor.
Dengan Berkat Taufik dan Hidayah dari Allah SWT melalui kecerdasan dan kepintaran yang dimilikinya, hanya dalam beberapa tahun menuntut ilmu di kota Mekkah KH. Syarwani Abdan dan KH. Sya’rani Arif dikenal oleh para teman seangkatan serta para guru-gurunya sebagai santri yang cerdas dan pandai serta tawadu dalam menuntut ilmu serta taat terhadap guru-gurunya, dengan alasan tersebut kedua orang tersebut yakni KH. Syarwani Abdan dan KH. Sya’rani Arif dikenal dengan sebutan Dua Mutiara dari Banjar.
Setelah 10 tahun menuntut ilmu di Kota Mekkah KH. Syarwani Abdan dan KH. Sya’rani Arif pulang ke Indoensia. Saat berada di Tanah Air, KH. Syarwani Abdan menggelar pengajian majlis ta’lim di rumah dan mengajar di pondok pesantren Darussalam Martapura, sedangkan di Bangil ia juga menggelar pengajian untuk kalangan umum dan khusus juga untuk para kalangan alim ulama di kota Bangil.
Dan pada tahun 1970 KH. Syarwani Abdan mendirikan sebuah pondok pesantren di wliayah Bangil yang diberi nama Pondok Pesantren Datu Kelampayan, KH. Syarwani Abdan wafat pada tanggal 11 September 1989 sekitar pukul 19.00 WIB dalam usia 76 tahun dan beliau dimakamkan di Bangil. (heprin)