Untuk mencapai anugerah Adiwiyata bagi 5 sekolah yang akan berjuang di tingkat nasional yaitu SMK 1, SMAN 1, SMPN 1, SMPN 4, dan SDBI Indrasari telah memiliki strategi peningkatan nilai. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Adiwiyata Kabupaten Banjar yaitu Sekretaris Daerah H. Nasrunsyah. Beliau menyampaikan bahwa agar siswa memiliki wawasan lingkungan maka siswa akan di fasilitasi oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar untuk mendapatkan materi tentang lingkungan oleh SKPD seperti Disperkim, Dinas Pertanian, Bappeluh, BPPD, PD Baramarta dan instansi lainnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut 5 orang siswa SDBI dengan didamping oleh 1 orang guru, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Masruri, perwakilan dari BLH Agus Syarif dan Marta mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R Lestari di Kelurahan Keraton. Jajaran Disperkim yang dipimpin langsung oleh Kabid Kebersihan Rahmaddin MY, Kasi Pengelolaan Sampah Noormansyah, Kasi Kebersihan Lingkungan Juhriansyah, Kasi Angkutan Rija Rusadi memandu rombongan dari Kantor Disperkim menuju Albasia. Lurah Keraton Junaidi dan Ketua KSM Ibrahim menyampaikan sejarah terbentuknya KSM, dan filosofi pembentukan TPS 3R tersebut. Beliau menyampaikan bahwa di TPS 3R lestari telah dilaksanakan pengelolaan sampah menjadi kompos, gas metan multi drum menjadi energi untuk memasak, barang anorganik yang dijual dan tentu saja Bank Sampah dari 9 RT yang ada.
Asisten II Masruri menyampaikan bahwa pembentukan TPS 3R ini dimaksudkan agar Adipura tetap dapat dipertahankan oleh Kota Martapura, dan semua pihak dapat mengetahui bahwa sampah apabila dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan berkah. Alhamdulillah berkat dukungan seluruh lapisan masyarakat dan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas dari masyarakat Kabupaten Banjar hasil penilaian P1 dapat meningkatkan “grade” Kota Martapura pada nilai 73,71. Tinggal upaya 0,29 lagi untuk meningkatkan nilai melebih “grade” Adipura di angka 74 untuk P2 dan verifikasi yang tinggal menunggu hari, pungkasnya.
Agus Syarif dari BLH menyampaikan bahwa kegiatan ini dilandasi oleh keinginan untuk memahami tugas pasukan kuning yang sangat berat. Dimana mereka setiap hari berada pada kondisi hujan, panas, sehat, sakit, hari kerja atau hari libur nasional serta hari raya tetap harus berhadapan dengan sampah yang bau, kotor, dan jorok. Untuk itu dalam program adiwiyata salah satu item yang diharapkan adalah kepedulian siswa terhadap lingkungan.
Selanjutnya Kabid Kebersihan Rahmaddin MY memimpin pelaksanakaan kunjungan dengan menyampaikan “best practice” kepada para siswa dengan menunjukkan proses komposting, maupun kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh TPS 3R dan langsung menuju ke TPA Padang Panjang. Beliau menyampaikan bahwa pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Disperkim harus didukung oleh semua pihak. Hal ini dikarenakan sampah yang masuk ke TPA Wisata Edukasi Padang Panjang sudah mencapai rata-rata150 m3/hari. Salah satu siswa sangat antusias dengan proses instalasi gas metan sehingga bisa menghasilkan energi. Pada kesempatan tersebut Ka UPTD Pengelolaan Sampah dan Air Limbah Achmad Yani menjamu dengan jagung dan kacang rebus hasil dari energi gas metan. Rahmaddin MY menyampaikan bahwa hal ini sangat penting mengingat kunci sukses untuk mempertahankan Adipura pada dasarnya adalah partisipasi masyarakat. Warga Masyarakat yang membuang sampah ditentukan mulai jam 20.00 Wita (malam) sampai Jam 07.00 Wita (pagi), setelah jam tersebut tidak diperkenankan lagi membuang sampah. Terakhir, lelaki yang selalu akrab dengan wartawan ini menyampaikan bahwa Adipura harus dipertahankan, meraih sulit, akan tetapi mempertahankan lebih sulit. Harapan beliau tentu saja dukungan dari masyarakat agar dapat membuang sampah pada jadwal dan pada tempat yang telah ditentukan. Agar melalui momentum adipura ini kebersihan lingkungan Kota Martapura dapat terus dipertahankan, yang tentu saja melalui dukungan masyarakat. Kehadiran SDBI dalam program Adiwiyata sangat memberikan semangat bagi kami, untuk terus membenahi TPA ini menjadi TPA dengan konsep wisata dan pendidikan, pungkasnya.