Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh mengungkapkan rasa rindu dan keinginan besar jika istilah penyebutan Banua Banjar ada nama baru lain seperti Bumi Baiman, Bauntung dan Batuah.
“Dalam pandangan ulun penyebutan Banjar Bumi , Baiman, Bauntung dan Batuah lebih elok serta santun sebagai perwujudan ungkapan syukur mendalam kepada sang pencipta,” tuturnya, saat bersilaturahmi dengan masyarakat di acara berbuka puasa bersama dan salat hajat menyambut Hari Jadi ke-63 Kabupaten Banjar, di Martapura, Rabu (29/7) petang.
Menurut Sultan Banjar ini, pertimbangan lain pentingnya penyebutan nama baru bagi Banua Banjar selain Bumi Antasari, Bumi Lambung Mangkurat adalah budaya elok masyarakat Banjar yang santun dan religius.
Sultan Khairul Saleh mengatakan, penyebutan nama baru lain sifatnya hanya pandangan secara pribadi dan perlu pandangan seluruh lapisan masyarakat baik para tuan guru, akademisi, tokoh masyarakat serta cendekia Banjar .
Istilah nama Bumi Baiman Bauntung dan Batuah, relevan dengan sebutan Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur. Artinya negeri yang aman, tenteram penuh kedamaian . Ini sejalan dengan budaya masyarakat Banjar yang santun dan religius.
Dalam kesempatan itu, Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarmasin ini mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas partispasi masyarakat dalam membangun daerah. Berkat bantuan masyarakat segala rencana pembangunan berjalan sesuai harapan.
“Alhamdulillah kita telah banyak mencapai kemajuan pembangunan. Ulun berharap Kabupaten Banjar ke depan makin maju dan masyarakatnya , “ tandasnya.
Terkait pembangunan Mahligai Alquran dan pintu gerbang , Bupati mengharapkan saran dan masukan dari seluruh lapisan masyarakat terkait pemberian nama sebagai simbol historis perjuangan maupun budaya daerah.
“Untuk penamaan pintu gerbang dan Mahligai Alquran ulun sangat berharap masukan dari masyarakat. Lebih cepat lebih agar bisa diresmikan bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Banjar, Agustus ini,” paparnya.
Sementara itu Muhammad Noor, warga Desa Sungai Tuan, Kecamatan Astambul yang pada saat itu ikut berbuka puasa bersama dengan bupati mengusulkan nama dari pintu gerbang yang dibangun dengan mewah dan berkesan itu dengan nama Pintu Gerbang Al- Banjary.
“Pertimbangan saya mengusulkan nama Al Banjary karena tersebut lebih populer di kalangan masyarakat Kalsel sebagai masyarakat religius. Bahkan dunia mengenal Kalsel itu terutama Kota Martapura sebagai daerah ladangnya ulama dan santri. Moga Bapak Sultan berkenan menerima usul ini, “ ucap Muhammad Noor penuh antusias .
Usul lain datang dari Ahmad Irsyadi ,i warga Kelurahan Keraton ,menyarankan kepada pemerintah daerah agar monumen pintu gerbang perlu diberikan sentuhan arisitek arap melayu sebagai sesuai ciri khas warga Kabupaten Banjar yang islami.
Comments are closed.