Seminar Budaya Bertema Reinventing Bahasa Arab Melayu Banjar yang dilaksanakan Kesultanan Banjar bekerjasama dengan IAIN Antasari, Selasa (20/11) pagi,
diapresiasi tinggi tokoh masyarakat dan ulama di Kalimantan Selatan.
Seminar yang berlangsung di Auditorium IAIN Antasari Banjarmasin ini tidak hanya dihadiri tokoh banua, ulama, mahasiswa dan kalangan cendikia, perguruan tinggi tetapi juga para pemerhati seni dan budaya. Mereka yang hadir diantaranya Tuan Guru H Irsyad Zein, H. A Makkie , Rektor IAIN Antasari Prof Dr H Akhmad Fauzi Aseri MA, Prof H Kustan Baseri, Dr H Mirhan, MAg . Turut hadir Datu Mangku Adat H Adjim Arijadi, Datu Mangku Adat Syarifudin R.
Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Prof Dr Ahmad Fauzi Aseri MA merespon positif seminar budaya bertema Reinventing Bahasa Arab Melayu Banjar bekerjasama dengan Kesultanan Banjar.
” Atas nama pribadi dan keluarga besar IAIN Antasari kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Kesultanan Banjar yang mengajak IAIN Antasari untuk turut terlibat dalam upaya menemukan kembali Bahasa Arab Melayu Banjar. Keterlibatan IAIN dan Perguruan Tinggi lainnya, harus dipahami sebagai salah satu tanggung jawab perguruan tinggi dalam upaya menstimulus, mendorong dan mengawal kajian berbasis kearifan lokal yang ada di Banua kita” ucapnya.
Tuan Guru H. Muhammad Irsyad Zein dalam pemaparan makalahnya berjudul Membanjarkan Kepenulisan Arab Melayu mengatakan tradisi penulisan naskah dengan menggunakan aksara Arab Melayu di masyarakat Banjar Kalimantan Selatan mencapai puncak kegimilangannya dengan kemunculan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1122 H- 1227 H/ 1710 M-1812 M). Al Banjari menyumbangkan pemikiran intelektual dan hasil karyanya yang ditulis dengan menggunakan huruf Araf Melayu yang hingga sekarang masih menjadi kebanggaan masyarakat Banjar.
” Penting sekali aksara arab melayu Banjar diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah seperti penulisan nama jalan, nama perkantoran pemerintah dalam rangka melestarikan kearifan lokal,” ungkap Tuan Guru H Irsyad Zein.
Pentingnya pelestarian bahasa arab melayu juga diutarakan narasumber lain Dr Anang Seifuddin Husin, Dosen Pendidikan Bahasa IAIN Antasari. Menurut Dr Anang Seifuddin, besarnya pengaruh arab dalam bahasa Indonesia dapat dilihat dari kalimat- kalimat bahasa Indonesia di antaranya sebagian besar kosa katanya merupakan pinjaman dari Bahasa Arab dicetak miring, di antaranya masyarakat wajib taat hukum, berdasarkan musyawarah dan mufakat akhirnya anggota syarikat pekerja itu sepakat dan dll.
Seminar dalam rangka Milad Kesultanan Banjar ke 508 itu juga menghadirkan narasumber lain H Syarbaini Haira Ketua Tanfidziah NU Kalsel dan H Dede Hidayatullah MPd.
Sementara itu Raja Muda Kesultanan Banjar H Pangera Khairul Saleh dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada civitas akademika IAIN Antasari dan tokoh-tokoh masyarakat, ulama, mahasiswa dan para akademisi, budayawan dan seniman yang besar antusiasnya terhadap kegiatan seminar .
Dikatakan H Khairul Saleh seminar ini sangat penting bagi masyarakat Banjar mengingat budaya tulis dan tutur adalah sarana abadinya sebuah kejayaan masa lampau kini dan akan datang. Aksara Arab melayu merupakan akulturasi budaya arab dan melayu dalam harmonisasi adat dan tradisi . Akulturalisasi ini pulalah yang kemudian menjiwai perkembangan Suku Banjar sekaligus Kesultanan Banjar. Tidak terhitung banyaknya literatur arab melayu yang lahir di jaman kejayaan Kesultanan Banjar. Satu diantaranya yang paling fenomenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin.
“Sayangnya bahasa arab melayu terkikis sedikit demi sedikit akibat gerusan jaman dan globalisasi. Kesultanan Banjar berharap insitusi pendidikan agama Islam menjadi gerbang pertahanan dan sentra pengembangan bahasa dan aksara arab melayu Banjar,” harap H Khairul Saleh yang juga Bupati Banjar.