Pelatihan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) dan Daerah di Kabupaten Banjar yang dilaksanakan hari ini, Selasa (25/6) hingga 28 Juni 2013 di Hotel Roditha, Banjarbaru, terselenggara berkat kerjasama Bappeda Kabupaten Banjar dengan Dirjen Perkotaan dan Pedesaan Bappenas RI.
Tampak hadir Sekda Banjar Ir.H.Nasrunsyah,MP, Sekretaris Bappeda Banjar Drs. Achmad Zulyadaini, M.Si dan narasumber dari Bappenas Titissari Rumbogo SE.,MT.,MSc yang akan memberikan materi “Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah Berbasis Daya Saing dan Kreatifitas di Kabupaten Banjar“.
Menurut Nasrunsyah, PEL merupakan keunggulan komparatif yang dimiliki Kabupaten Banjar. PEL akan terus mendapat perhatian dari Pemkab Banjar dan masyarakat Kalsel umumnya.
Oleh sebab itu, lanjut Nasrunsyah kepada peserta yang terdiri dari para petani karet, PTPN Danau Salak, dan kalangan perbankan (BRI), kita harus membuktikan bahwa kehadiran kita di sini ini, mampu meningkatkan kualitas, mutu dan harga getah.
“Pemkab Banjar menyampaikan perhatiannya terhadap pengembangan ekonomi lokal dalam rangka peningkatan pendapatan petani karet,” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, Kabupaten Banjar pada tanggal 8 Juli nanti, akan membuka atau meresmikan industri yang namanya Wood Pellet. Di Indonesia ada dua, satu di Jawa dan satu di Kalimantan, kerjasama dengan Korea Selatan.
Ini dalam rangka memanfaatkan kayu – kayu apapun terutama serbuk kayu, ranting yang sudah dipotong – potong lalu bentuknya dijadikan mirip pelet (makanan ikan) dan diekspor ke Korea.
Selanjutnya, Nasrunsyah pun meminta para stakeholder perkaretan, bekerjasama atau MoU dengan pihak Korea dengan bantuan fasilitasi Pemkab Banjar agar sisa kayu dan karetnya yang terbuang – buang dapat dimanfaatkan.
Sedangkan bila limbah kayunya masih bagus, dapat dijual dulu di salah satu perusahaan penghasil kayu vinir (veneer) di Kecamatan Mataraman. Sisa kayu vinir inilah yang dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku wood pellet.
Nasrunsyah pun telah meyakinkan pihak Korea bahwa bahan baku kayu karet disini banyak. Bahan baku dari PTP Danau Salak saja sekitar 300 hektare per tahun lahan karet diremajakan agar produksi lateknya meningkat.
Kepada pihak perbankan, ujar Nasrunyah, saya minta dapat mendukung rencana ini. Kita berharap permodalan petani karet didukung juga. Usaha ini menjanjikan.
Nasrunsyah pun berharap pihak bank (BRI) dapat selektif lagi melihat perkaretan atau PEL ini jadi suatu potensi untuk perkreditan.
Kita harus optimis karet ini dapat terjamin mutu dan harganya sehingga nanti mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.